Kamis, 02 April 2015

Ketika aku dituntut untuk mandiri

Perempuan, dalam alam bawah sadarnya yang paling dalam. Akan ada perasaan ingin didominasi. Didominasi oleh sesuatu yang menurutnya pantas mendominasi. Jika kata ini kurang tepat, maka akan lebih mudah dijelaskan dengan perasaan-ingin-dipimpin.

Semandiri apapun perempuan. Meski kemana-kemana sudah berani sendiri. Pulang larut malam berani. Membuat perjalanan jauh dengan percaya diri. Mendaki, bermain air, atau hal-hal bahaya lain. Dalam satu masa, akan ada perasaan ingin dilindungi.

Sekuat apapun dia, secara fitrahnya ia ingin dilindungi. Ingin menggantungkan diri pada sesuatu yang menurutnya lebih kuat. Bukan karena perempuan lemah, bukan pula karena dia tidak bisa. Tapi lebih kepada perasaannya sendiri. Ada rasa nyaman ketika dilindungi. Ada rasa nyaman ketika diperhatikan.

Diambil dari catatan "kurniawan gunadi"

Ia.. Ini adalah hal yang aku rasakan, berulang kali, berpuluh puluh kali, atau bahkan ratusan kali, 
Ketika aku dihadapkan pada suatu keadaan yg mnuntut aku untuk harus melakukannya. Ketika aku harus mampu dan berani dan tidak takut, tidak cape, ketika aku harus melewatinya tanpa di temanin seorang teman,.. Teman hidup??  *...............*

Saat aq sering dilemparkan sbuah pertanyaan "sama siapa? Sendirian?" Seolah olah pertanyaan itu memojokanku akan kesendirian, :) 
Alloh... Terkadang aku iri sama wanita lain, kenapa mereka begitu terlihat mndapat perlindungan entah itu dari ayahnya, suaminya, 
Yang begitu mudahnya minta antar atau jemput tanpa pamrih , sama saudaranya, ayahnya, atau mungkin sahabat karibnya,, yg begitu mudah minta tolong, dan sebagainya 

Ketika aku harus serba mandiri ketika keadaan ku dianalogikan kpada wanita2 lain yang mungkin lebih tegar dan mandiri,dan menegaskan sebaik baik pelindung adalah Alloh swt,  tapi ... Namun hati kecil masih menginginkan perlindungan secara manusiawi. 

Walau akhirnya entah kemana aku mengalihkan selain menangis dalam diam dan tetep meyakinkan segala sesuatu bahwa aq hanya berlindung kpada Alloh swt pemilik semesta Alam,, 
Trkadang hatiku mnjadi berusaha tegar hingga mnjadi keras dan mnjadi tak peduli lagi dengan orang yg sekiranya bisa melindungiku. Buat apalah aku bercerita mnceritakan kelemahan atau kerapuhan ku yang biasanya ga akan menyelesaikan  masalah, malah memperburuk suasana. Dan semakin manjelaskan bahwa aku ga boleh cengeng, ga boleh lemah, ga boleh mengeluh ..
Dan seketika pikiran dan hati mnjadi keras disaat orang lain meminta bantuan untuk ditemenin atau tersesat ucapanku "gitu aja harus ditemenin, ya kalo nyasar tinggal tanya" "baru gitu aja minta tolong suami" bla bla bla bla 
Mungkin ini bntuk envy huh.. Gara gara keadaan pribadi masih merasa terdzalimi hehe, 
Semasa sebelum mnikah aku terbiasa pulang larut malam, walopun di perjalanan sbenernya banyak hal yang ditakutkan, orang mabuk di dalam angkot, gelapnya jalan, angkot kebut kebutan, dan... Ah tidak aku tidak mau menceritakan bntuk kejahatan lainnya. 
Saat lamaran eeeh eeeh aku udah minta tolong orang buat ngurusin sajian, kenyataaanya aq lagi yang beli sendiri T_T. 
Soal cincin lamaran pun aku suruh milih sendiri, pngen nya mah sih dikasihin , surprise gitu kayak di filem filem, yaaaah buat aku mah cuma dongeng di dalam mimpi.hehe
Untunglah masih diberi pikiran hidup ini bahwa hidup harus penuh syukur. 
Disaat menjelang acara pernikahan pun aq harus berupaya mnyelesaikan secara sndiri, entah itu yang ngatur stand makanan,, soalnya saya binguung knpa untuk soal dekorasi dan stand makanan saat resepsi pada nanya ke sayaa???? Cape deh pengantin tapi ga berasa jadi ratu huhu. 
Dan.... Sesudah menikah
Ini adalah keadaan dimana saya berurusan dengan buah hati kecil, dimana ada yang harus aq lindungi lagi, padahal diri sendiri butuh perlindungan, cukup complicated , ketika dituntut mnjadi wnita kuat bukan wanita lemah. 
Ketika wanita lain ga mampu membawa anak sakit k rumah sakit tanpa ditemenin suami, ketika itu aku harus mampu membawa arfa yang masih bayi k rumah sakit dengan transportasi seadanya. Ketika aku harus mampu membawa perlengkapan bayi dan mnggendong bayi dengan angkutan umum, iya, berdua saja , hanya berdua tanpa ditemenin orang dewasa lainnya.
"Kenapa siii orang lain ga berani bawa anak sakit k rumah sakit tanpa dengan suaminya???, galau karena biasanya diantar mobil pribadi , karena merasa ribet harus naik angkot bawa anak kecil"
Ah sudah lupakan mungkin itu urusan orang lain. 
Intinya aku mah "ngarerepeh olangan" bahwa "im a strong mommies"
Walopun hatinya mah ga tau.
Intinya aku agak trauma saat aku butuh perlindungan tapi kadang orang yg aku butuhin teh kemanaaa gitu ga ada kabar, padahal bneran lagi takut dsb, jadi merasa percuma gitu bergantung sama orang gt, toh pada kenyataanya ga sesuai kondisi dan keadaan. Malah makin bete sndiri , makin ga nyaman makin merasa ga ada tmpat berlindung, makin merasa ga pantes buat dilindungin hiksss. 
Bahkan mnjelang malam takut dalam keadaan gelap tanpa lampu pun spertinya aku mah ga pantes.  Ia atuh da aku mah apa lah intinya mah. 
Tapi aku selalu percaya dan udah berasa banget bahwa Alloh selalu melindungiku dalam keadaan apapun, saat di perjalanan jauh mnuju rumah sakit sm arfa,yang biasa di taksi mual dan pusing, saat berdua saja sm arfa ga ada rasa mual dan pusing sedikitpun atau pegel karena gendong arfa sepanjang jalan sendirian, pgel sbenernya kerasa namun tak seberapa. 

Begitu terasa bahwa Alloh selalu memberi kemudahan, yang bisa menghilangkan segala ketakutan hati. 
Dan Yang mejadikan hati tentram 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar