Kamis, 28 Februari 2019

Nice Home Work 5, Belajar cara Belajar

Bissmillahirahmanirrahim..
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..

Wah tidak terasa, udah masuk ke NHW 5, udah setengah jalan ya boibook...
Semoga kita semua diberi kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan semua tugas tugas yang ada di kehidupan ini..
Tugas menyapu, mengepel, mencuci, mengasuh...
Tak lupa tugas upgrade diri kyk yang satu ini manteman... Alhamdulillah ala kuli hal
Bulatkan tekad Kuatkan niat


Ohiya, sebelumnya saya terlalu fokus sama metode pembelajaran yang berkembang saat ini, mamak sebenernya bingung loh liat sekolah sekolah makin banyak aja jenis nya, belum lagi sekolah tk udah banyak macemnya, udah gitu harganya mahal, semoga abis lulus bisa langsung jadi sarjana xixixi. Mom target nya sarjana wae... Hehe ga langsung kerja aja mom... Haha itu mah masalalu emak kyk begitu. Sekolah biar dpet kerja, kerjaan iya dapet, tapi ga bahagia bahagia... Ngeluh aja kerjaanya.

Belum lagi liat sd ada sd formal negeri, ada it, ada ibtidaiyah, ada bilingual, ada berbasis tahfidz. Lalu...
Beberapa waktu lalu sekitar 5 bulan yang lalu baru denger, aslinya baru mulai kepo, yang namanya montessori, homeschooling, homebased education, sesungguhnya mamak harus upgrade! dan tujuannya menurut aku sih keren banget, mengembangkan bakat sesuai fitrahnya. keren.
mengingat saya sendiri masuk sd negeri, dulu mah da favorit negeri teh, tapi miris klo tengok negeri sekarang terutama negeri di wilayah saya sampah berserakan dimana-mana, jajanan kimia dan pengawet, bahasa muridnya kebalikan dari halus (jauh dr kata halus), akhlak semakin tergerus. Tak jarang banyak kasus Bullying #sad :"(.
Lalu target pelajaran yang semakin berat katanya. Dan inilah emak yang udah punya anak 2 masih bingung sama jati diri, oh iya mamak generasi pengejar ranking dulu nya di sekolah negeri, klo reuni suka di puji2 yang suka ranking 1 terus sampai kelas 6, kezel...!! Itu temen temen muji apa nyindir hehe Soalnya saat ini mamak ga jadi apa apa, percuma gitu dapet ranking sedari dini :D, ga penting kalau kita sendiri belum tau apa yang kita mau.
Padahal waktu itu ga nyadar aja kenapa bisa masuk ranking juga, saya ngacung korban ranking kerasa pas smp, dapet ranking 3 langsung dijutekin kaka saya sebagai wali 😁😁
semakin smk semakin tidak tau sama diri sendiri taunya cepet dapet kerja.

Pas kebetulan NHW 5 materinya sehati sama apa yang aku rasakan...

 Lalu aku mikirnya wah SD nanti orang tua harus bisa jadi guru biar bisa sekolah nya sm orang tua aja, cari jalur skolah home schooling, sesungguhnya ga ngerti sama sekali seperti apa itu implementasi homeschooling,
Ada tk homebased education, tapi lumayan juga jaraknya, kalo jadi masuk kasian juga arfa harus nempuh 7km dr rumah, untuk sekolah tk, antara mampu maksakeun dan tidak mampu.

Sesungguhnya apa yang saya tangkap seolah nilai pendidikan yang diatur konstitusi pemerintahan saat ini, dengan gaya belajar duduk di kelas, belajar di sekolah, dan sekolah sekolah modern yang berisi ajaran liberalis, ilmu dipisahkan dengan agama, seakan kurang relevan kebutuhannya untuk anak anak generasi alfa terutama menyiapkan pendidikan terbaik untuk anak.
Saatnya mengupgrade diri lagi.. Peran disini Orang tua sebagai pendidik anak anak, akhlak dasar, ilmu agama, psikologi anak, observasi anak, dalam mengarahkan potensi anak sesuai fitrahnya. selanjutnya untuk tahapan bidang khusus di serahkan pada ahlinya. Sejauh ini itu yang saya fahami saat ini.

Haduuh emak pengen yang terbaik buat anaknya, biar bisa jadi orang bermanfaat, berbakat, proffesional, cekatan, cerdas, dermawan, kayak, sholeh dan tetep bahagia apapun dengan aktivitas dan pekerjaanya dewasa nanti. Mungkin emak ambisius, soalnya kadang gemes sama diri sendiri merasa gitu gitu aja.

Lalu saat dapet materi sebelum NHW 5, pikiran saya masih tertuju pada peran orang tua mendidik memandu anak antara sekolah formal dan pendidikan sesuai fitrah. Pikiran saya kembali tertuju ke homebased education. Atau terbang kemana - mana, hingga terlintas
gimana caranya bikin kurikulum anak setara sd? Sedangkan aku bukan lulusan univ. pendidikan, pikiran aku tertuju pada diknas & kementrian pendidikan yang suka bikin kurikulum sekolah. Wah rumit, ngepel belum selesai harus bikin kurikulum (kirain kurikulum matematika, fisika dll)
Kayaknya saya terlalu lebay memikirkannya, hehehe. Maapkan.
untuk teh esa selaku fasilitator, alhmdulilllah terimakasi atas bimbingannya.. Menghadapi emak macam aku ini hehe..

Kurikulum anak disini maksudnya menentukan standar anak dalam proses pembelajarannya, sesuai dengan misi di keluarga masing-masing dan kondisi di keluarga masing-masing.

DESAIN PEMBELAJARAN

Sebelum mendampingi proses belajar anak dalam tumbuh kembang nya,
Disini kita belajar untuk diri sendiri dulu,
Belajar cara Belajar,
Membuat desain pembelajaran ala sendiri,
Berdasarkan yang saya baca minimal mencakup tujuan, implementasi ( strategi, metode) dan evaluasi.

Memahami Gaya Belajar
Berdasarkan apa yang saya baca ada 3 jenis secara garis besar, yaitu
1. Gaya belajar Visual
2. Gaya belajar auditory
3. Gaya belajar kinestetik

Saat saya belajar dan memahami sesuatu cenderung sulit menyerap dalam kondisi ramai. Bahkan saat membaca dan membalas whatsapp pun disaat perjalanan, rasanya hectic. Dan lebih memilih untuk membalas nanti saat kondusif. Wah apalagi harus menerima pelajaran di kala ramai ya hummm....
Kemampuan menyerap kata-kata kurang faham, seperti misalnya dalam hal membaca pasal dan undang - undang, baca KUHP, baca PPKn, sampai sekarang saya masih belum bisa mengartikan pancasila sila ke 4, perbedaan sila ke 2 dan ke 5.
Lebih mudah menyerap jika langsung di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari juga melalui suara/rekaman.
Namun tak jarang saya juga lebih mudah menyerap jika melihat tayangan video dengan musik yang sesuai.
Lebih fokus mengerjakan sendiri ketimbang kerja kelompok. Padahal seru juga kerja kelompok.
Bisa di bilang 70 % auditori, 30% visual,
 60 % interpersonal 40 % intrapersonal.

Dan dibawah ini adalah  desain pembelajaran yang sudah saya bawa ke dalam pikiran berpuluh-puluh jam. Lagi masak inget, lagi ngasuh keingetan juga, hehehe.

Rangkaian dari nhw 1-4
Yang tiap nhw nya tak luput dari saya menjadi susah tidur dan tidak nyenyak...
Bukan karena takut telat, tapi menyangkut mau dibawa arah dan tujuan diri ini.


Bidang selanjutnya yang ingin saya kuasai, wah menilik kembali NHW 4, disitu lumayan banyak apa yang saya suka dan bahagia di dalamnya, 3 macam yaitu fotografi, memasak, dan bisnis.
Akhirnya melihat apa yang masih bisa kerjakan sekarang walau dalam keadaan rempongs, saya masih tetap mengerjakan dan tanpa di sadari antusias saat melihat pernak pernik, keperluan untuk motret, daun kering, kayu yang lapuk, melihat anak bereksplorasi maunya motret aja, bukan untuk keperluan social media /pamer dan lain sebagainya.

Kebanyakan foto foto saya numpuk, saya nikmati sendiri simpan sendiri. Jika saya upload sesungguhnya saya belum siap sama kontroversi dan pandangan yang ada.
Selama bertahun tahun saya suka fotografi tapi saya tidak suka disebut photographer, sebut saja istilah nya do what you love, tapi saya belum love what you do. Membuat lupa akan apa yang telah dicapai dan meremehkan diri sendiri. Sehingga saya lupa akan diri saya.
Mengingat pencapaian saya ada beberapa kali single featured, dan menang lomba mumu.id saat ekonomi saya berada di bawah, dan uangnya saya pakai untuk jajan arfa dan membeli sembako kebutuhan sehari-hari waktu itu. Senang tentuya. Lalu suami saya memberi apresiasi ciyeeee harus rajin2 ikutan lomba tu kayaknya yoo ikutan lagi, saya hanya bilang, ah itu hanya kebetulan saja, Allah tau saat saya sedang butuh, lalu dikasih jalan memenangkan lomba kecil-kecilan.
Sebelum aktif berkecimpung di dunia pepotoan, temen-temen banyak yang nge dm pake kamera apa, padahal saya hanya menggunakan kamera hape biasa aja sesekali kamera jadul tahun 2012 (uhukss kyk sombong :D ) maafkan tidak ada maksud sedikit pun ke arah sana, sebagai bahan renungan saya, agar saya lebih bisa mencintai apa yang saya lakukan. padahal saya hanya belajar mengemas foto sedemikian rupa agar menjadi lebih berkualitas dan estetika dengan sentuhan editing sedikit. Terutama menjadi kenangan saat anak anak sudah dewasa nanti. Mengingatkan cerita dan kenangan indah yang terekam dalam sebuah tulisan cahaya (fotografi) . Sesungguhnya Dibalik foto yang enak dilihat ada pengorbanan dan proses yang panjang hehe.

Akhirnya dari 3 (memasak, fotografi, dan bisnis) saya putuskan memilih fotografi.
Dengan desain pembelajaran sebagai berikut.



Demikian desain pembelajaran ala saya, semoga mamak bisa konsisten terutama dalam membersamai keluarga, dan semoga tetap berada di jalan Allah, mengingat fotografi sekarang cukup banyak yang melenceng dari nilai seharusnya, dengan mengatasnamakan nilai seni. Apapun yang terjadi bersyukur itu harus, dan bahagia itu pilihan.

O iya besok bakal ada fogging di sekitar komplek, saatnya saya back to rutinity.. Merapikan barang agar terhindar dari semprotan obat. Perasaan saya tu suka ga tenang klo ada tugas yang belum selesai hihihii... 

Dengan mengetahui diri sendiri semoga bunda bisa mengupgrade ilmu dalam membersamai kalian arfa & alena... Konsisten dan Niat penuh dalam menjalankannya, jika mamak harus bermimpi, semoga kalian menjadi lebih besar dari seorang Thomas Alfa Edison, yang membawa dunia dari gelap menuju penuh Cahaya. Semoga kalian bisa sebesar muhammad Al-fatih yang bisa menaklukan konstantinopel menuju peradaban yang hakiki menyerukan kalimat Allah.. Hidup dalam kemuliaan. 

Bandung 
Di antara gemericik hujan di bulan maret 

Minggu, 24 Februari 2019

Nice Home Work #4 Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

Bissmillahirrahmanirahim..
Hi hi... Assalamualaikum Warahmatullah..

Tanpa terasa, udah masuk pekan ke 4
Yang mana materinya tentang mendidik anak dengan kekuatan fitrah.
Minggu ini kegiatan lumayan padat, selain anak anak yang hobi liatin kepiting di sungai kecil, juga harus follow up alergi nya arfa ke borromeus, dan mengikuti daily theme fotografi bersama teman komunitas, juga rutinitas jualan kerupuk kulit secara offline.
Semangat...
Bissmillah
Langsung otw tugasnya, Berlatih membaca fitrah dan menentukan misi dimulai dari diri sendiri.

a. Melihat kembali ke Nice Homework 1, untuk menetapkan dan merenung kembali, jurusan di yang akan saya pilih. Insya Allah saya tetap konsisten di jurusan kebahagiaan ibu, dengan mempelajari ilmu parenting secara islami. Karena sejatinya fitrah perempuan adalah menjadi seorang ibu dan istri. Kembali ke Ajaran Allah dan Rasul sebagai agama yang saya anut. Menumbuhkan generasi yang bermanfaat dengan Akhlak yang luhur, ilmu yang mumpuni, spiritual yang terpatri dalam hati. Mencapai keridhaan Allah dan kebahagiaan baik di kehidupan masa ini (dunia) maupun di akhirat kelak.

b. Melihat kembali ke NHW2, saya sudah membuat ceklist harian, tapi sayang nya sekarang masih belum konsisten melakukakannya, terutama soal management gadget. Saya suka terlalu lama-lama kebanyakan mikir di depan gadget.
Dan mengerjakan tugas domestik dirasa waktu sangat berlalu begitu cepat. Saya harus keras melakukannya sekarang, disiplin pada diri sendiri.

C. Melihat dan merenungkan kembali nice homework 3, apakah sudah terbayang apa kira kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Merenung kembali apa maksud Allah kita hidup di muka bumi, secara umum adalah untuk beribadah, makna ibadah itu luas, secara teori terlihat mudah tapi secara praktek dan jalur jalur khusus setelah meneliti bagaimana harusnya kita, kita tak mungkin hanya melakukan sholat, puasa, zakat, tanpa ada ruh di dalamnya tanpa tau apa maksud di dalamnya, bahkan seorang da'i atau ustadz yang ahli di di bidang agama nya tentu tetap memiliki aktivitas khusus dalam menjalankan peran di sekitarnya.
Setiap manusia adalah da'i kata ustadz harry santosa, da'i di sini adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Bicara mengenai Bidang, bidang yang ingin saya tekuni adalah fotografi, masak/kuliner, dan bisnis. Duh apa kebanyakan ya,
Tapi saya rasa smuanya berhubungan, selain tertarik saya harus mendalami dan belajar bidang tersebut, semoga nanti akan mengerucut ke arah mana.
Dan cita-cita saya ingin punya toko kelontongan, saat kerja pun saya suka jualan makanan ringan dan cemilan yang saya simpan di laci untuk dikonsumsi dan dijual bersama, dan saya sebagai penyupply makanannya sebelum berangkat kerja pergi dulu ke pasar untuk membeli keperluan yang biasa diperlukan karyawan sekantor, dan dilakukan dengan semangat waktu itu tanpa mengeluh, walaupun bawa banyak barang aka "gegembol". :D

Saat ini sebagai ibu di rumah kadang saya hanya bisa masak resep- resep baru yang saya temui, kadang saya modif, lalu hasil nya saya foto dan save. Lalu hasil masakannya klo berhasil bisa menjadi nilai jual untuk dibisniskan. Saya hampir menjalankannya, walaupun masih standar rumahan  hanya saja waktu itu terkendala saat anak sakit lumayan butuh perhatian ekstra ( ga mau bilang parah ,hehe) insha Allah selalu sehat dan sehat ^_^, tentu seorang ibu kembali menunaikan kewajibannya. Qodarullah.

Menurut saya fotografi berperan dalam pembuatan bahan evaluasi misalkan untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan anak. Moment terkadang ga bisa diulang berkali kali. Tapi dengan fotografi saya bisa melihat kembali apa yang telah saya lupa dan tidak teramati sebelumnya, saat melihat pertumbuhan anak, setelah melihat lihat kembali apa yang sebelumnya pernah di dokumentasikan, oh ternyata arfa sejak di dlam perut suka kendaraan suka jalan jalan. Sedangkan alena lebih sering aktif di motorik kasar maupun halus. Selain itu bisa menggambarkan bagaimana potret sosial, saat saya tinggal di tempat sepi namun setelah kumpul dan saya ajak berfoto mereka tak terlalu antusias, namun satu jepretan saja cukup membuat antusias dan memiliki moment penting saat silaturahmi bahwa kita pernah bertemu pernah bersama sama.




Misi hidup : Menjadi istri, ibu, dan pengusaha shalehah bermanfaat bagi keluarga dan orang lain. 

Bidang : Bidang ilmu ibu proffesional, ilmu mompreneur, dan ilmu fotografi. 


Peran : ibu proffesional dan pengusaha

Bissmillah semoga Allah mendengarkan doa saya aamiin ya Allah

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlan ilmu ilmu apa saja yang diperlukan untuk untuk menjalankan misi hidup tersebut.

1. Untuk menjadi ahli di bidang ibu proffesional, tahapan ilmu yang harus dikuasai
-Bunda sayang, tahapan ilmu tentang pengasuhan
-Bunda cekatan, ilmu tentang pengelolaan diri dan managemen rumah tangga.
-Bunda produktif, ilmu seputar minat dan bakat, dan mandiri secara financial.
-Bunda shaleha : ilmu tentang berbagi manfaat kepada semua orang

2. Untuk ahli di bidang fotografi
-komunikasi dengan anak dan suami
- Belajar tentang ilmu fotografi
- memahami karakter kamera masing masing, bukan seberapa bagus kamera tapi seberapa faham kita mengenal kamera kita baik hape, mirrorless maupun dslr.
- rajin hunting untuk mengasah kemampuan.
- mengikuti workshop.
- mempelajari lighting baik natural dan artificial
- lakukan terus menerus sehingga tau ke arah mana jenis fotografi dan menjadi expert di dalamnya.

3. Untuk ahli di bidang bisnis
- komunikasi dengan anak dan suami
-memulai usaha sesuai dengan passion, menjual dengan apa yang saya senangi.
-management waktu dan skala prioritas yang baik sebagai istri dan ibu.
-belajar dari kegagalan dan pengalaman, mengingat saya pernah rugi jutaan, tapi ada hikmahnya, saya memiliki anak perempuan dan baju baju nya kebetulan anak perempuan jadi bisa dipakaikan ke alena hehe.
-mencari tempat usaha untuk buka toko kelontongan, saya ingin punya pegawai, yang katanya membuka toko kelontongan akan lebih repot ketimbang punya bayi. Subhanallah.
- Mencari materi tentang ilmu bisnis yang sesuai dengan adab dan etika secara islam agar terhindar dari riba. 

e. Tetapkan milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan misi hidup. 

KM 0 - KM 1 (tahun 1) 
Mempelajari ilmu di ibu proffesional 
Bunda sayang. Menentukan sekolah yang cocok untuk anak anak sesuai dengan fitrah.

KM 1- KM 2 (tahun ke 2) 
Mempelajari ilmu based education fitrah untuk anak ke 2.
Melakukan fotografi di rumah. Minimal dengan menangkap moment yang terlihat.
Mecoba memuilai dan mengeksplorasi kembali bisnis sesuai dengan passion.

KM 2- KM 3 (tahun ke 3) 
Belajar menjadi bunda Cekatan di IIP, dan mempraktekannya.
Fokus bisnis yang dijalankan.
Tetap melakukan hobi berfoto sebisanya di kehidupan sehari-hari. 

KM 3- KM 4 (tahun ke 4) 
Belajar menjadi bunda produktif,
Membersamai arfa di usia 7 tahun, membesarkan bakat yang ia miliki. 
Mulai membesarkan bisnis.
Dan menentukan arah fotografi saya ke arah mana. 

KM 4- KM 5 (tahun ke 5) 
Membersamai alena di usia 7 tahun mengembangkan bakat yang ia miliki. 
Tekun di bisnis dan fotografi.

KM 5 - KM 6 (tahun ke 6) 
Aktif berkumpul dengan siapa pun, berbagi inspirasi dan kebahagiaan dengan orang terdekat  keluarga dan lingkungan tetangga. 

KM 6- 7 (tahun ke 7) 
Fokus ke bunda shalihah 
Tetap membersamai anak anak dan menyemangati keluarga. 
Bisnis yang semakin kuat. 

KM 7- 8 (tahun ke 8) 
Mengarahkan dan mempersiapkan anak anak untuk menjalankan misi spesifiknya.
Memiliki bisnis yang mumpuni bersama suami, sehingga suami bisa membersamai anak anak nya di rumah. Tanpa harus LDM.
Aktif di komunitas sebagai sarana untuk berbagi.  

e. Koreksi kembali ceklis anda di NHW 2 apakah sudah anda masukan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Alhmdulillah sudah tinggal menyempurnakan menjadi lebih terukur.

f. Lakukan, lakukan, lakukan, dan lakukan. 
Bissmillahirrahmanirrahim...
Ya Tuhan kami permudahkanlah urusan Kami, baik untuk dunia maupun bekal untuk akhirat hingga menjadi manfaat, saat kami dihidupkan di muka bumi, manjadi khalifah yang engkau ridhai. Hingga nanti saat nya jika tugas di dunia sudah selesai.
Engkau meridhai kami dengan membukakan pintu syurga yang luas. Masha Allah tabarakallah. 

Minggu, 17 Februari 2019

Nice Home Work 3 Matrikulasi Iip Batch 7

Bissmillahirahmanirahim... 
Assalamualaikum
Saat nya NHW 3 tentang membangun peradaban, 
Di kelas matrikulasi ini kita belajar untuk memaafkan masa lalu orang tua kita, hal tersebut yang sering aku bawa di dalam rumah tangga saat ada kejadian kejadian yang berkaitan dengan anak, kami selalu mengaitkan dengan masa lalu, saya kira itu hanya berkaitan dengan pengalaman saja, tapi ko malah berujung baper hikss... Mengingat masa lalu baik saya atau suami tak seindah keluarga yang harmonis. Uhuhuu bissmillah lupakan dan maafkan
bissmillah... 

Lanjut ke point NHW 

NICE HOMEWORK #3

*MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*

Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

*Nikah*
Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.
a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Oh my.... Seumur umur ga pernah bikin surat cinta, tetiba dikasih tugas harus bikin surat cinta, alhamdulillah bukan surat cinta untuk mama mertua, ga sanggup huhuhu. Saya dan suami seringnya bikin surat saling menyerang kalo ada masalah hiks... Udah berlembar lembar kertas berisi tentang permasalahan, yang kadang saya ga tahan. Dan berfikir untuk menyudahi nya. Sering dan selalu begitu terutama saat menghadapi mertua, i feel lonely, ga berarti, saat suami ga support dan sejalan sama aku saat menghadapinya.

Tapi ternyata kami lupa untuk menuliskan hal hal yang baik, setidaknya bukan saling menjatuhkan, tapi surat yang berisi saling support, pengakuan, dan penghargaan satu sama lain.
Saya beranikan diri menuliskannya yang berisi tentang rasa terimakasih saya selama ini terhadap suami atas perjuangannya mencari nafkah, memprioritaskan waktu untuk keluarga kecil dan membersamai anak anak saat waktu libur kerja nya. Terimakasi sudah memilih aku jadi istri.
Respon suami meminta maaf selama ini belum bisa jadi pemimpin yang bisa melindungi dan membahagiakan istrinya, dan berharap aku bisa sabar membersamainya dengan segala kekurangan, ya Allah.. Maaaak harus sabar. Ga ada yang romantis atau jleb... Yang jleb adalah harus sabar.. Kira kira apa yang akan terjadi kedepannya ? Bisakah aku se seterong itu? Mengulang masa lalu apa yang membuat kita sama sama bahagia, mencerritakan kembali apa yang membuat kita bisa bertahan dalam hubungan tanpa sering bertemu tanpa harus saling menyalahkan tapi saat bisa saling menerima,
Menapaki pertama kali bertemu, bedanya sekarang ditemani anak anak ^_^ saling ledek laah pastinya kita sama sama tak pernah bisa mengungkapkan sayang atau pun cinta, tapi itu yang membuat kita bertahan hingga saat ini. Bercerita tentang cita cita dan asa saat bertemu.



b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Arfa : usia 4 tahun 3 bulan
- hafal surat al fatihah dan sebagian surat al waqiah 
- karena hafalanya yang kuat hampir semua film nusa hafal percakapannya, cara tertawanya, kadang suara video nusa dimatiin lalu arfa yang jadi dubber nya ngikutin nussa dan rara. 
-jiwa kepemimpinan yang tinggi, suka ngatur ngatur bunda nya harus begini dan begitu.
-penyayang dan sensitif
-suka memasak, selalu antusias kalo diajakin masak cookies
-suka menyanyi dan pas sama nada nya

Alena : usia 2 tahun 6 bulan 
-humble 
-aktif dan ceria 
-wanita kuat, walaupun terjatuh tetep bisa tersenyum 
-suka beresin sepatu 
-mainin lipstik, coret coret in lipstik, 
-imajinasi tinggi, bisa mennggambar ikan dan matanya, tidak mirip ikan tapi imajinasi nya tinggi. 

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Potensi saya adalah mandiri, dan menjadi terbiasa melakukan sendiri, 
Membawa anak sakit ke dokter sendiri, masak sendiri, makan sm anak, yang muji enak ngga nya diri sendiri hehehe... Dan anak anak ketang.

Introvert. Tapi dasarnya wanita suka ngobrol juga padahal. 
Berbicara apa adanya walaupun anxiety dan ketidakpercayaaan diri menyelimuti selama sejak smp.
Setelah nikah makin berasa hirukpikuk masalah, meraba diri sendiri setiap kejadian kenapa begini kenapa begitu. Sampai suami bawa ke psikolog karena takut bipolar, karena saya selalu minta cerai. Titik terberat dalam hidup, saat naik mobil pun yang saya pikirkan adalah tentang maut. Saya down, ada yang harus aku pikul yaitu anak anak. Bagaimana mereka bisa tumbuh dengan indah dan bahagia, sedang untuk menaiki kendaraan aja bunda nya cemas luar biasa tanpa sebab. Entah apa yang ada di pikiran saya saat itu arfa alena tidak saya urus selama 3 hari, tapi ujungnya saya menyesal, sangat menyesal memohon ampun kepada Allah, aku merasa gagal tak bisa seperti ini, mendzalimi anak, tidak jadi istri yang bisa melayani suami. Lalu saya menangis lagi. Banyak takutnya Sedang sakit kepala biasa aja mikir nya yang sangat berlebihan. alhmdulillah bukan bipolar, tapi saya sedih karena ngobrol 2 jam harus mengeluarkan biaya 600 rb huhuhuu....  anxiety dan kekecewaan yang menumpuk dan dipendam. Saat dokter memeluk erat dan saya menangis sejadinya. Untuk lebih banyak menulis tentang hari ini saya bersyukur anak anak sehat, tentang hari suami yang tidak mabuk, tidak selingkuh.... Tentang hari ini saya tidak takut.. Tentang hari ini saat Tuhan menganugerahkan sehat atau sakit yang masih ada obatnya. Tentang hari ini... Saat Tuhan menganugerahkan putra dan putri sehat normal tanpa kurang satu pun. 
Alhmdulillah mungkin ini teguran tentang hidup tentang kemana kita setelah hidup. dengan selalu berserah diri kepada Allah, mengutamakan tilawah, tahajud, rasa cemas berlebihan mulai memudar. Walau masih berjuang sekuat pikiran. Tak ada satu pun keluarga yang tahu kecuali suami, dan memberanikan diri menulis disini. Sebagai bahan renungan saya saat ini. 
Setelah masa tenang mulai ingin terjun memperbaiki diri dengan mengikuti iip.
Masha Allah banyak pelajaran disini.

Suka meneliti hal yang detail. 
Sensitif, sepertinya.
eh apakah ini potensi? Menurut saya kekurangan hiks.

Terbawa curhat teh fasil ku maafkan semoga Allah meridhai cerita ini. 

Suami super tertutup, saat sebelum menikah sakit liver, sakit tipes, saat kecelakaan motor keluarga bahkan ibu dan ayahnya tak tau sedikitpun. (Broken). 
Bahkan sampe nikah pun masih tertutup, soal anak dll. 
Pekerja keras, 
Obsesi yang tinggi semua ingin serba bisa sendiri. Sukses menurut beliau. Harta dan Rumah, Tanpa bergantung kepada orang tua.
Hobi menyendiri. 
Alhmdulillah sekarang obsesi nya tentang dunia (rumah, bisnis, materi) sudah mulai berkurang saat arfa tumbuh dewasa, saat saya suka kasih masukan misal mengurangi lagu lagu barat yang berisi arti kurang sopan atau mengarah ke ajaran non muslim. 
Saat saya merasa selalu tidak tenang, saat Allah dan ilmu agama satu satunya jalan untuk ketenangan.
Dan perubahan suami lebih pesat saat saya meminta bantu aku untuk menjadi lebih baik, jadi suami sholeh yang bisa mendidik istrinya. 

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Dulu masal kecil arfa 0-1 tahun, tinggal di lingkungan mamah, saat saya mengasuh dan lapar, saya memasak sendiri di dapur tidak boleh, katanya kasian banyak nyamuk, karena suasana dapur yang gelap dan tua. Tapi anak saya ga mau dititipin mamah, tapi saya butuh makan untuk mendapat asi dan memang lapar, sekedar telor ceplok, sambil menggendong, tapi saya ga boleh, masak sambil gendong, ga bisa dititipin juga, ga bisa dibiarin dibawah juga katanya di ruang tamu lantainya kotor, sering dilaluin orang dari luar. Tapi makanan ga ada, trus saya harus gimana, its complicated kadang setress sendiri hehhehee.... Sehari hari saya begitu. Dengan berbagai kejadian. Waktu itu saya kesal. Tapi Saya tersenyum mengingat itu sekarang.
Sekarang saya tinggal di komplek sepi, bisa jadi selama dua minggu ga ketemu sama orang luar. Bayangkan jika saya tak aktif di kegiatan luar bagai tinggal di komplek tanpa penghuni (lebay ga sii) ber tiga aja gitu sama anak anak tapi da iya hehe. Tahun ini anak anak mulai sekolah. 
Padahal saya sering keluar ke warung jalan kaki, cuma anak anak saya yang aktif main di luar, tapi sepi banget.
Yang kaya makin di hormati, yang biasa aja ya biasa aja. Yang biasa aja dari materi saat kasih masukan yang luar biasa ga akan digubris.
Ga ada acara anak bisa dititipin tetangga, yang ada ditanyain ga ada yang ngasuh? Sedihnya hati ini hihii 
Pengajian setiap seminggu sekali yang datang paling banyak 5 -7 orang. 
Rata rata memakai pengasuh dan ART, 
Sibuk dengan urusan masing masing. 
Mau berkunjung ke rumah ga ada yang kunjugan. 
Tetangga sakit dirawat sering kali tidak ada yang tahu. 
Sekarang mulai di berdayakan untuk sabilulungan, walau masih sepi.. Karena banyak yang baper sama perbedaan pola pikir genk kubu muda dan kubu yang separuh baya. 

Alhamdulillah.. 
Semoga bisa jadi bahan pelajaran untuk saya.
Speechless... 
Banyak pe er nya ternyata masha Allah... 

Kamis, 07 Februari 2019

Nice Home Work 2 Matrikulasi IIP Batch 7

Bissmillahirrahmanirahim
Assalamualaikum..



Selintas di pikiran tetiba ingin bercerita tentang makna bahagia, 
Di dalam Nice Home work kemarin, saya bercita cita mendalami ilmu menjadi ibu yang bahagia sepanjang hayat bahkan akhirat. Lebih tepatnya ibu proffesional. 
Lalu saya berpikir... Seakan saya kurang bahagia 😁? , Rasanya naif banget menurut saya jika keinginan hanya ingin bahagia, toh setiap orang pun begitu hehehe. Namanya manusia pasti memiliki sikap manusiawi, entah itu sedih, suka, senang, maupun duka.

"Harapan dari setiap insan
ketenangan serta kesenangan
menjalani hidup ini tanpa ada cobaan
sayang harapan itu tak pasti
karena cobaan akan terjadi
tuk menguji sabar diri
dan ketakwaan 
akankah kita tetap tegar 
menjalaninya dengan keikhlasan ataukah terjerumus ke dalam keputusasaan
katakanlah
kami ini adalah miliknya Allah
yang akan kembali kepada Nya
 kapan dan dimana saja,
dan berdoalah mohon ampunan
dari semua kesalahan
agar mendapat keridhaan dan pertolongan." 

Lirik nasyid yang selalu saya ingat hingga sekarang. Eh aku malah nyanyi. Hehe
Makna bahagia itu sepertinya memiliki makna yang berbeda pada setiap orang.
Entah itu dalam hal finansial, materi, keluarga, kekuasaan, pengakuan atau bahkan spiritual.  contoh nya saja ada temen saya yang katanya akan sangat bahagia sekali jika dikaruniai anak akan dibawa kemana mana.  Di sisi lain temen saya yang lain, saat saya bertanya kemana dede nya biasanya di bawa? "Ngga saya lagi ga mau rempong bilangnya. jadi ga dibawa. Sekali-kali saya free dan bahagia" katanya.


Banyak orang menggapai kebahagiaannya dengan cara yang salah dalam pencapaian, mempunyai harta melimpah dengan berbisnis tapi bisnis nya diawali dengan kebohongan atau ada orang bekerja tapi di ikuti dengan korupsi. Duh maaf bahasanya masih belibet.

Dalam hal penerimaan, tak sedikit orang masih selalu ngegerutu dan mengeluh atas apa yang dijalaninya (termasuk saya , hiks) misal mendapat kan pekerjaan yang tidak sesuai, udah memiliki anak tapi masih mengeluh soal pengasuhan. Punya suami yang bertanggung jawab tapi ga romantis, lalu kita menuntut, hati tergores, lalu berujung tidak bersyukur. Rasa syukur kita jadi berkurang lalu bahagia menjadi musnah.

Saya bahagia jika saya bisa aktif dibidang bisnis dan photography bertemu dengan teman teman, Mengikuti workshop, memotret , ikut hunting street photography, mengejar sunrise dini hari dsb tapi.... Saya ga bahagia klo kegiatan tersebut menyita waktu anak anak hingga harus dititipkan di daycare. Rasanya Hampa. Saya bahagia jika saya bisa pergi berdua saja dengan suami tapi klo ga bawa anak anak. Hampa terasa...  Lagipula ga ada yang jagain mereka dink  ehehhehe.

Terkadang atau sering kita harus berkorban demi kewajiban, karena ternyata mengurus anak itu jauh lebih penting.
Bahagia itu tergantung cara kita memandang, Eh tapi jaman now bisa jadi kita bahagia, tapi kata orang, itu bukan kebahagian, lalu kita jadi menyamaratakan persepsi kalo bahagia itu standar nya kaya si A kaya si B, harus begini dan begitu.
Seperti misalnya waktu itu 
Saat saya berjalan-jalan (dengan jalan kaki) disekitaran komplek, karena keterbatasan saya ga bisa lancar mengendarai motor (karena takutan) mobil pun ga bisa karena belum punya hihi. Saya jalan kaki dengan menggendong si kecil yang masih bayi sambil menuntun kaka arfa sekedar membeli pampers ke minimarket terdekat.  waktu itu saya bahagia dan menikmatinya. Tetiba lewatlah tetangga memakai mobil lalu berhenti membukakan kaca mobil nya dan menyapa saya, sambil bilang "mau kemana? Bertiga aja? Ya ampun kasian, papahnya belum pulang? Di rumah sendiri aja? Udah dapet pembantu nya? Bla bla bla..."
Hehe
"Iya belum, ga apa apa biar anak saya gerak karena seharian di rumah"
Jawab saya sambil senyum. Lalu setelahnya saya berubah jadi Murung. 
Ga bahagia. Ga bersyukur.
 Ko ya aku jadi fullmom disini begini amat rasanya. Sejak saat itu saya menjadi malu untuk jalan kaki, malu untuk sekedar mengajak bermain anak anak di luar karena diluar sana yang ngasuh para nannys nya. Lalu perasaan saya sedih. Anak anak pun ikutan rewel karena saya tidak bisa memenuhi permintaanya karena pikiran kesana kemari. Badmood.


Pernah saya buka sosmed selebgram hihihii apa yang dirasakan? hidup mereka perfect ya gaiss... Perfect Di mata saya lewat jendela sosmed, padahal kan mana tau yaaakkk dibalik itu ada banyak yang harus mereka perjuangkan.

Makna kebahagian dalam islam sebagai agama yang saya anut adalah perasaan tenang karena memiliki Allah dalam tujuan hidupnya sesuai dengan alquran surat alfath ayat 34. Isinya tentang ketenangan dalam menjalankan tugas sebagai Hamba Allah. 

Sedih itu adalah perasaan manusiawi, Allah menciptakan kita untuk bisa menangis, tertawa, berbicara, tersenyum dan lain sebagainya. Baik secara fisik maupun perasaan pasti ada hikmah dan tujuan dibalik semua itu. Masha Allah .Namun bagaimana cara mengelola kebahagiaan kita?

Ada orang yang ditimpa masalah namun tetap tawakal dan tenang... Amazing....! kalau saya berpikir kesana rasanya rapuh banget. Kadang punya masalah yang ga seberapa aja kok berat jenderal. Padahal banyak tanggung jawab yang saya pikul anak anak dan suami. Masa iya melulu saat punya masalah saya jadi uring uringan di depan anak, suami pun jd ikut ikutan uring uringan, hadoooh..hahaha.


Perlu diperbaiki lagi sikap sebagai perempuan ehehehe... But no body is perfect, manusia tempatnya salah tempat nya khilaf , apa yang saya lakuin di dunia ini pengen Allah ridha sama aku. Ilmu sebagai perempuan, sebagai istri, sebagai ibu yang memiliki tanggung jawab berupa amanah yang Allah titipkan. sehingga makna kebahagiaan yang saya rasakan tak hanya menjadi diri tenang, senantiasa menebar kepada anak anak dan keluarga.
Karena apa? Saya ingin mereka berhasil dalam kehidupannya baik dunia dan akhirat baik ilmu agama maupu ilmu lainnya. Menapaki kehidupan dengan suka cita bahagia tanpa mengesampingkan Tuhan semesta Alam.. Tak ada lain tujuan hidup kita agar memperoleh surga dan dijauhkan dari api neraka Naudzubillah..


Bagaimana caranya? Tak semudah membalikan telapak tangan genks... Never ending procces. Dimulai dari diri sendiri, Semoga saya tak bosan dan tak pernah lelah untuk belajar dan belajar... 
Well, sudah cukup teori ngalor ngidul cuap cuap nya saatnya NHW 2, ini dia lanjutan proses dr nhw 1, belajar sebenarnya, hehehee....

NHW nya ditugaskan untuk membuat indikator proffesional sebagi individu, sebagai istri dan ibu. 
Cara menemukan indikator Bisa bertanya kepada suami dan anak, apa yang membuat mereka bahagia dari seorang saya hehehe..

Ini tugas nya keren banget, seakan saya punya tugas mewawancarai anggota keluarga jadi mamarazzi untuk meneliti, meresapi bertanya sama ka arfa, alena, dan pak suami..
Saat bertanya by wasap sm suami, kok deg deg an hahaha... Kyk baru pertama ngobrol wkwkwkw.
Kebetulan suami udah beres kerja nya, klo masih sibuk ya dah.. yuuk bye..


Jawabannya tadaaa... 
Dia bahagia saat saya bisa mengontrol emosi ke suami dan anak-anak. Haha saya pun bahagia klo saya bisa untuk urusan ini. Terus terus apalagi?  Bahagia melihat saya bahagia... Uhuks... Klo dulu sih so swiiiiit... Klo sekarang, ah masa sih? Yang pasti doonk  jawabannya masih sangat  umum sekali, hehehe...
"Ayo komunikasikan mumpung mau nampung nih hhehee..." Jarang jarang bisa begini biasanya kan saya melulu yang menuntut suami harus begini begitu.
Bisa berjilbab lebih panjang katanya (oke noted). Trus intinya bahagia asal aku bahagia... Yaaa balik lagi kesana. Belum kepikiran katanya, Jyahh... Karena lagi mengerjakan hal lain di rig tempat dia kerja. Baiklah memang susah diajak bicara suamikuh yang satu ini hehe... Tapi mendingan.
Setelah saya tafakur ke masa sebelumnya dia orang yang rajin sapu sapu di rumah, gatal klo liat mainan berserakan, cucian numpuk dia yang cuci, walopun emak ngomel ngomel itu kenapa cucian nya dicampur yang merah sm yang putih kan jadi luntur kena ke warna putih bla bla bla..... Hahaha. 

Dia sering ngelipat baju baju di keranjang tanpa diminta walaupun tak masalah bajunya tak disetrika. Berarti ingin rumah terlihat rapi dan bersih. Dia selalu menyarankan saya untuk mencari ART, tapi kusudah bosan mencari ART dalam setahun bisa sampai 7 kali ganti ART. Kami bukan orang kaya yang bisa menggaji ART dengan nilai jauh lebih tinggi dari harga pasaran. Lupakan ART Mungkin ini artinya saya yang harus mengerjakannya xixixi semangat team mama loncat... 
Berikut tabel indikator sebagai ibu proffesional. Harapan semoga bisa konsisten tanpa pengaruh dari luar dan tetep ikhlas.. Aamiin ya Allah 😇🙏👼






Jumat, 01 Februari 2019

Nice Home Work 1 Adab Sebelum Ilmu


Bissmillahirrahmanirahiim....

Tiba saat nya NHW 1 (nice home work)
Dengan materi adab dan ilmu, fiuu... 
Agak shock dan berpikir melihat pertanyaan no 1 untuk menentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini, seperti bertanya kembali dan menelusuri kembali atas apa yang telah saya lewati berpuluh puluh tahun ini, apa? Berpuluh puluh tahun? Iya... berapa ribuan hari terlewati hingga berada pada titik ini, titik dimana saya belum bisa menjadi diri saya apa adanya. Seperti harus menata ulang kembali tujuan saya di universitas kehidupan.
Akhirnya jurusan ilmu yang ingin saya tekuni di universitas kehidupan 
Kembali ke tujuan awal mengikuti kuliah di iip adalah... 
" ibu bahagia lillahi ta'ala" 
Yang bisa membersamai keluarga dan mencetak generasi anak anak sholeh dengan cara yang tepat bisa berdaya buat diri sendiri hingga bisa bermanfaat untuk sekitar" Lebih tepatnya menjadi insan mulia. 
Alasan terkuat apa yang anda miliki hingga ingin menekuni ilmu tersebut? 
Dulu saat saya masih single lillah sepertinya menikah adalah hal yang membahagiakan, tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan, tak segampang yang dipikirkan, cobaan cobaan datang disamping kebahagiaan pun datang, semakin hari semakin ruwet dengan segudang aktivitas yang bejibun namun dipandang aktivitas biasa saja, aktivitas yang dipandang sebelah mata, katanya jadi ibu rumah tangga itu kerjaan nya sepele. Padahal masha Allah butuh ilmu yang luar biasa dalam. Sehingga saya mengalami titik kemunduran dalam menjadi seorang ibu juga seorang istri, mengalami titik stuck bahkan mengalami perasaan perasaan kacau, Astagfirullah.. Padahal menikah dan berumah tangga itu adalah ladang ibadah sebenar benar nya dalam kehidupan. Saya ingin menyempatkan kesempatan ibadah ini dengan sebenar-benarnya. Padahal keridhaan Allah akan surga untuk seorang istri itu ada pada ridho suami, dan kebahagiaan keluarga ada pada kebahagiaan ibu dalam menjalankan perannya. Maka dari itu saya ingin mempelajari ilmu nya dan mempraktekanya semata mata menjadi insan mulia rahmatan lil aalamin..yang Allah ridhoi. (Dream!) 


Strategi menuntut ilmu yang akan saya rencanakan di bidang ini adalah pertama secara personal membersihan hati dan pikiran memantapkan hati mencari ilmu karena semata mata hanya untuk ibadah, untuk menjadi insan mulia, manusia bermartabat  manusia yang bahagia dunia akhirat.  membulatkan tekad dan niat saya untuk senantiasa melakukan yang terbaik, melakukan apa yang saya suka demi menjaga kewarasan seorang ibu, misal saya suka photography, terkadang masak, berbisnis, atau mungkin menulis. Pesan suami lakukanlah asalkan sesuai dengan syariat agama.
Secara eksternal saya akan berusaha mendalami literasi, agar saya bisa lebih memahami dalam hal membaca dan menulis, bagaimana cara bisa mudah membaca serta menangkap dan memahami, juga bagaimana saya bisa menuangkannya kembali dalam bentuk tulisan Bisa menyampaikan kembali. 
Berkumpul dengan komunitas untuk saling menguatkan disaat lemah bertukar informasi. Mengikuti kajian atau kelas baik online atau offline. 
Meluangkan waktu untuk membaca buku dan mentargetkan buku yang akan dibaca. 
Berserah diri kepada Allah.. Memohon keridhaaan. 


Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap yang harus diperbaiki dalam menuntut ilmu? pertama ikhlas dan sabar  dalam menuntut ilmu sebelumnya saya selalu mengharapkan lebih kalau bahasa sundanya "poktorolong" Ingin segera menghasilkan sesuatu, ingin segera mencapai titik tertentu. Padahal hal tersebut harus dihindari. 
Kedua merasa "sudah tahu" Sehingga saya menyepelekan dan melewatkannya begitu saja. Saya harus belajar mengosongkan gelas.. membersihkan pikiran bahwa ilmu yang telah saya terima sebelumnya bisa saja berbeda dengan yang skrg. 
Ketiga berusaha untuk tidak mudah putus asa, kalo bahasa sundanya anu keyeng tangtu pareng, ternyata sebelumnya saya kurang tekun, ga rajin, dan mudah bosenan, 
Keempat selalu dan meminta petunjuk dalam keberkahan ilmu, ya Allah point penting jauh dulu sejak saya mulai menuntut ilmu, doa yang saya lakukan hanya sekedar ritual atau suruhan guru kelas saja tanpa memahami maksudnya tanpa meminta petunjuk dari sang memiliki ilmu. Orientasi ilmu hanya untuk mendapatkan ranking atau kelulusan semata. Ya Allah semoga mulai saat ini saya bisa mencari ilmh dengan sebaik baiknya aamiin.. 



Alhmdulillah selesai NHW 1 semoga tulisan hasil bertapa berminggu-minggu ini menjadi bahan pembelajaran buat saya untuk mau terus belajar. Tak lain semata karena kedua buah hatiku yang selalu memotifasi yang menjadi tantangan, yang menguras pikiran bunda sehari hari... Untuk tetap kuat, semangat lalu bahagia dunia akhirat. 
Bissmillahirrahmanirahiim....

#Bandung1MIIP7 #matrikulasiiipbatch7 #MatrikulasiIIPBatch7