Minggu, 17 Februari 2019

Nice Home Work 3 Matrikulasi Iip Batch 7

Bissmillahirahmanirahim... 
Assalamualaikum
Saat nya NHW 3 tentang membangun peradaban, 
Di kelas matrikulasi ini kita belajar untuk memaafkan masa lalu orang tua kita, hal tersebut yang sering aku bawa di dalam rumah tangga saat ada kejadian kejadian yang berkaitan dengan anak, kami selalu mengaitkan dengan masa lalu, saya kira itu hanya berkaitan dengan pengalaman saja, tapi ko malah berujung baper hikss... Mengingat masa lalu baik saya atau suami tak seindah keluarga yang harmonis. Uhuhuu bissmillah lupakan dan maafkan
bissmillah... 

Lanjut ke point NHW 

NICE HOMEWORK #3

*MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*

Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

*Nikah*
Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.
a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Oh my.... Seumur umur ga pernah bikin surat cinta, tetiba dikasih tugas harus bikin surat cinta, alhamdulillah bukan surat cinta untuk mama mertua, ga sanggup huhuhu. Saya dan suami seringnya bikin surat saling menyerang kalo ada masalah hiks... Udah berlembar lembar kertas berisi tentang permasalahan, yang kadang saya ga tahan. Dan berfikir untuk menyudahi nya. Sering dan selalu begitu terutama saat menghadapi mertua, i feel lonely, ga berarti, saat suami ga support dan sejalan sama aku saat menghadapinya.

Tapi ternyata kami lupa untuk menuliskan hal hal yang baik, setidaknya bukan saling menjatuhkan, tapi surat yang berisi saling support, pengakuan, dan penghargaan satu sama lain.
Saya beranikan diri menuliskannya yang berisi tentang rasa terimakasih saya selama ini terhadap suami atas perjuangannya mencari nafkah, memprioritaskan waktu untuk keluarga kecil dan membersamai anak anak saat waktu libur kerja nya. Terimakasi sudah memilih aku jadi istri.
Respon suami meminta maaf selama ini belum bisa jadi pemimpin yang bisa melindungi dan membahagiakan istrinya, dan berharap aku bisa sabar membersamainya dengan segala kekurangan, ya Allah.. Maaaak harus sabar. Ga ada yang romantis atau jleb... Yang jleb adalah harus sabar.. Kira kira apa yang akan terjadi kedepannya ? Bisakah aku se seterong itu? Mengulang masa lalu apa yang membuat kita sama sama bahagia, mencerritakan kembali apa yang membuat kita bisa bertahan dalam hubungan tanpa sering bertemu tanpa harus saling menyalahkan tapi saat bisa saling menerima,
Menapaki pertama kali bertemu, bedanya sekarang ditemani anak anak ^_^ saling ledek laah pastinya kita sama sama tak pernah bisa mengungkapkan sayang atau pun cinta, tapi itu yang membuat kita bertahan hingga saat ini. Bercerita tentang cita cita dan asa saat bertemu.



b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Arfa : usia 4 tahun 3 bulan
- hafal surat al fatihah dan sebagian surat al waqiah 
- karena hafalanya yang kuat hampir semua film nusa hafal percakapannya, cara tertawanya, kadang suara video nusa dimatiin lalu arfa yang jadi dubber nya ngikutin nussa dan rara. 
-jiwa kepemimpinan yang tinggi, suka ngatur ngatur bunda nya harus begini dan begitu.
-penyayang dan sensitif
-suka memasak, selalu antusias kalo diajakin masak cookies
-suka menyanyi dan pas sama nada nya

Alena : usia 2 tahun 6 bulan 
-humble 
-aktif dan ceria 
-wanita kuat, walaupun terjatuh tetep bisa tersenyum 
-suka beresin sepatu 
-mainin lipstik, coret coret in lipstik, 
-imajinasi tinggi, bisa mennggambar ikan dan matanya, tidak mirip ikan tapi imajinasi nya tinggi. 

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Potensi saya adalah mandiri, dan menjadi terbiasa melakukan sendiri, 
Membawa anak sakit ke dokter sendiri, masak sendiri, makan sm anak, yang muji enak ngga nya diri sendiri hehehe... Dan anak anak ketang.

Introvert. Tapi dasarnya wanita suka ngobrol juga padahal. 
Berbicara apa adanya walaupun anxiety dan ketidakpercayaaan diri menyelimuti selama sejak smp.
Setelah nikah makin berasa hirukpikuk masalah, meraba diri sendiri setiap kejadian kenapa begini kenapa begitu. Sampai suami bawa ke psikolog karena takut bipolar, karena saya selalu minta cerai. Titik terberat dalam hidup, saat naik mobil pun yang saya pikirkan adalah tentang maut. Saya down, ada yang harus aku pikul yaitu anak anak. Bagaimana mereka bisa tumbuh dengan indah dan bahagia, sedang untuk menaiki kendaraan aja bunda nya cemas luar biasa tanpa sebab. Entah apa yang ada di pikiran saya saat itu arfa alena tidak saya urus selama 3 hari, tapi ujungnya saya menyesal, sangat menyesal memohon ampun kepada Allah, aku merasa gagal tak bisa seperti ini, mendzalimi anak, tidak jadi istri yang bisa melayani suami. Lalu saya menangis lagi. Banyak takutnya Sedang sakit kepala biasa aja mikir nya yang sangat berlebihan. alhmdulillah bukan bipolar, tapi saya sedih karena ngobrol 2 jam harus mengeluarkan biaya 600 rb huhuhuu....  anxiety dan kekecewaan yang menumpuk dan dipendam. Saat dokter memeluk erat dan saya menangis sejadinya. Untuk lebih banyak menulis tentang hari ini saya bersyukur anak anak sehat, tentang hari suami yang tidak mabuk, tidak selingkuh.... Tentang hari ini saya tidak takut.. Tentang hari ini saat Tuhan menganugerahkan sehat atau sakit yang masih ada obatnya. Tentang hari ini... Saat Tuhan menganugerahkan putra dan putri sehat normal tanpa kurang satu pun. 
Alhmdulillah mungkin ini teguran tentang hidup tentang kemana kita setelah hidup. dengan selalu berserah diri kepada Allah, mengutamakan tilawah, tahajud, rasa cemas berlebihan mulai memudar. Walau masih berjuang sekuat pikiran. Tak ada satu pun keluarga yang tahu kecuali suami, dan memberanikan diri menulis disini. Sebagai bahan renungan saya saat ini. 
Setelah masa tenang mulai ingin terjun memperbaiki diri dengan mengikuti iip.
Masha Allah banyak pelajaran disini.

Suka meneliti hal yang detail. 
Sensitif, sepertinya.
eh apakah ini potensi? Menurut saya kekurangan hiks.

Terbawa curhat teh fasil ku maafkan semoga Allah meridhai cerita ini. 

Suami super tertutup, saat sebelum menikah sakit liver, sakit tipes, saat kecelakaan motor keluarga bahkan ibu dan ayahnya tak tau sedikitpun. (Broken). 
Bahkan sampe nikah pun masih tertutup, soal anak dll. 
Pekerja keras, 
Obsesi yang tinggi semua ingin serba bisa sendiri. Sukses menurut beliau. Harta dan Rumah, Tanpa bergantung kepada orang tua.
Hobi menyendiri. 
Alhmdulillah sekarang obsesi nya tentang dunia (rumah, bisnis, materi) sudah mulai berkurang saat arfa tumbuh dewasa, saat saya suka kasih masukan misal mengurangi lagu lagu barat yang berisi arti kurang sopan atau mengarah ke ajaran non muslim. 
Saat saya merasa selalu tidak tenang, saat Allah dan ilmu agama satu satunya jalan untuk ketenangan.
Dan perubahan suami lebih pesat saat saya meminta bantu aku untuk menjadi lebih baik, jadi suami sholeh yang bisa mendidik istrinya. 

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Dulu masal kecil arfa 0-1 tahun, tinggal di lingkungan mamah, saat saya mengasuh dan lapar, saya memasak sendiri di dapur tidak boleh, katanya kasian banyak nyamuk, karena suasana dapur yang gelap dan tua. Tapi anak saya ga mau dititipin mamah, tapi saya butuh makan untuk mendapat asi dan memang lapar, sekedar telor ceplok, sambil menggendong, tapi saya ga boleh, masak sambil gendong, ga bisa dititipin juga, ga bisa dibiarin dibawah juga katanya di ruang tamu lantainya kotor, sering dilaluin orang dari luar. Tapi makanan ga ada, trus saya harus gimana, its complicated kadang setress sendiri hehhehee.... Sehari hari saya begitu. Dengan berbagai kejadian. Waktu itu saya kesal. Tapi Saya tersenyum mengingat itu sekarang.
Sekarang saya tinggal di komplek sepi, bisa jadi selama dua minggu ga ketemu sama orang luar. Bayangkan jika saya tak aktif di kegiatan luar bagai tinggal di komplek tanpa penghuni (lebay ga sii) ber tiga aja gitu sama anak anak tapi da iya hehe. Tahun ini anak anak mulai sekolah. 
Padahal saya sering keluar ke warung jalan kaki, cuma anak anak saya yang aktif main di luar, tapi sepi banget.
Yang kaya makin di hormati, yang biasa aja ya biasa aja. Yang biasa aja dari materi saat kasih masukan yang luar biasa ga akan digubris.
Ga ada acara anak bisa dititipin tetangga, yang ada ditanyain ga ada yang ngasuh? Sedihnya hati ini hihii 
Pengajian setiap seminggu sekali yang datang paling banyak 5 -7 orang. 
Rata rata memakai pengasuh dan ART, 
Sibuk dengan urusan masing masing. 
Mau berkunjung ke rumah ga ada yang kunjugan. 
Tetangga sakit dirawat sering kali tidak ada yang tahu. 
Sekarang mulai di berdayakan untuk sabilulungan, walau masih sepi.. Karena banyak yang baper sama perbedaan pola pikir genk kubu muda dan kubu yang separuh baya. 

Alhamdulillah.. 
Semoga bisa jadi bahan pelajaran untuk saya.
Speechless... 
Banyak pe er nya ternyata masha Allah... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar