Kamis, 28 Februari 2019

Nice Home Work 5, Belajar cara Belajar

Bissmillahirahmanirrahim..
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..

Wah tidak terasa, udah masuk ke NHW 5, udah setengah jalan ya boibook...
Semoga kita semua diberi kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan semua tugas tugas yang ada di kehidupan ini..
Tugas menyapu, mengepel, mencuci, mengasuh...
Tak lupa tugas upgrade diri kyk yang satu ini manteman... Alhamdulillah ala kuli hal
Bulatkan tekad Kuatkan niat


Ohiya, sebelumnya saya terlalu fokus sama metode pembelajaran yang berkembang saat ini, mamak sebenernya bingung loh liat sekolah sekolah makin banyak aja jenis nya, belum lagi sekolah tk udah banyak macemnya, udah gitu harganya mahal, semoga abis lulus bisa langsung jadi sarjana xixixi. Mom target nya sarjana wae... Hehe ga langsung kerja aja mom... Haha itu mah masalalu emak kyk begitu. Sekolah biar dpet kerja, kerjaan iya dapet, tapi ga bahagia bahagia... Ngeluh aja kerjaanya.

Belum lagi liat sd ada sd formal negeri, ada it, ada ibtidaiyah, ada bilingual, ada berbasis tahfidz. Lalu...
Beberapa waktu lalu sekitar 5 bulan yang lalu baru denger, aslinya baru mulai kepo, yang namanya montessori, homeschooling, homebased education, sesungguhnya mamak harus upgrade! dan tujuannya menurut aku sih keren banget, mengembangkan bakat sesuai fitrahnya. keren.
mengingat saya sendiri masuk sd negeri, dulu mah da favorit negeri teh, tapi miris klo tengok negeri sekarang terutama negeri di wilayah saya sampah berserakan dimana-mana, jajanan kimia dan pengawet, bahasa muridnya kebalikan dari halus (jauh dr kata halus), akhlak semakin tergerus. Tak jarang banyak kasus Bullying #sad :"(.
Lalu target pelajaran yang semakin berat katanya. Dan inilah emak yang udah punya anak 2 masih bingung sama jati diri, oh iya mamak generasi pengejar ranking dulu nya di sekolah negeri, klo reuni suka di puji2 yang suka ranking 1 terus sampai kelas 6, kezel...!! Itu temen temen muji apa nyindir hehe Soalnya saat ini mamak ga jadi apa apa, percuma gitu dapet ranking sedari dini :D, ga penting kalau kita sendiri belum tau apa yang kita mau.
Padahal waktu itu ga nyadar aja kenapa bisa masuk ranking juga, saya ngacung korban ranking kerasa pas smp, dapet ranking 3 langsung dijutekin kaka saya sebagai wali 😁😁
semakin smk semakin tidak tau sama diri sendiri taunya cepet dapet kerja.

Pas kebetulan NHW 5 materinya sehati sama apa yang aku rasakan...

 Lalu aku mikirnya wah SD nanti orang tua harus bisa jadi guru biar bisa sekolah nya sm orang tua aja, cari jalur skolah home schooling, sesungguhnya ga ngerti sama sekali seperti apa itu implementasi homeschooling,
Ada tk homebased education, tapi lumayan juga jaraknya, kalo jadi masuk kasian juga arfa harus nempuh 7km dr rumah, untuk sekolah tk, antara mampu maksakeun dan tidak mampu.

Sesungguhnya apa yang saya tangkap seolah nilai pendidikan yang diatur konstitusi pemerintahan saat ini, dengan gaya belajar duduk di kelas, belajar di sekolah, dan sekolah sekolah modern yang berisi ajaran liberalis, ilmu dipisahkan dengan agama, seakan kurang relevan kebutuhannya untuk anak anak generasi alfa terutama menyiapkan pendidikan terbaik untuk anak.
Saatnya mengupgrade diri lagi.. Peran disini Orang tua sebagai pendidik anak anak, akhlak dasar, ilmu agama, psikologi anak, observasi anak, dalam mengarahkan potensi anak sesuai fitrahnya. selanjutnya untuk tahapan bidang khusus di serahkan pada ahlinya. Sejauh ini itu yang saya fahami saat ini.

Haduuh emak pengen yang terbaik buat anaknya, biar bisa jadi orang bermanfaat, berbakat, proffesional, cekatan, cerdas, dermawan, kayak, sholeh dan tetep bahagia apapun dengan aktivitas dan pekerjaanya dewasa nanti. Mungkin emak ambisius, soalnya kadang gemes sama diri sendiri merasa gitu gitu aja.

Lalu saat dapet materi sebelum NHW 5, pikiran saya masih tertuju pada peran orang tua mendidik memandu anak antara sekolah formal dan pendidikan sesuai fitrah. Pikiran saya kembali tertuju ke homebased education. Atau terbang kemana - mana, hingga terlintas
gimana caranya bikin kurikulum anak setara sd? Sedangkan aku bukan lulusan univ. pendidikan, pikiran aku tertuju pada diknas & kementrian pendidikan yang suka bikin kurikulum sekolah. Wah rumit, ngepel belum selesai harus bikin kurikulum (kirain kurikulum matematika, fisika dll)
Kayaknya saya terlalu lebay memikirkannya, hehehe. Maapkan.
untuk teh esa selaku fasilitator, alhmdulilllah terimakasi atas bimbingannya.. Menghadapi emak macam aku ini hehe..

Kurikulum anak disini maksudnya menentukan standar anak dalam proses pembelajarannya, sesuai dengan misi di keluarga masing-masing dan kondisi di keluarga masing-masing.

DESAIN PEMBELAJARAN

Sebelum mendampingi proses belajar anak dalam tumbuh kembang nya,
Disini kita belajar untuk diri sendiri dulu,
Belajar cara Belajar,
Membuat desain pembelajaran ala sendiri,
Berdasarkan yang saya baca minimal mencakup tujuan, implementasi ( strategi, metode) dan evaluasi.

Memahami Gaya Belajar
Berdasarkan apa yang saya baca ada 3 jenis secara garis besar, yaitu
1. Gaya belajar Visual
2. Gaya belajar auditory
3. Gaya belajar kinestetik

Saat saya belajar dan memahami sesuatu cenderung sulit menyerap dalam kondisi ramai. Bahkan saat membaca dan membalas whatsapp pun disaat perjalanan, rasanya hectic. Dan lebih memilih untuk membalas nanti saat kondusif. Wah apalagi harus menerima pelajaran di kala ramai ya hummm....
Kemampuan menyerap kata-kata kurang faham, seperti misalnya dalam hal membaca pasal dan undang - undang, baca KUHP, baca PPKn, sampai sekarang saya masih belum bisa mengartikan pancasila sila ke 4, perbedaan sila ke 2 dan ke 5.
Lebih mudah menyerap jika langsung di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari juga melalui suara/rekaman.
Namun tak jarang saya juga lebih mudah menyerap jika melihat tayangan video dengan musik yang sesuai.
Lebih fokus mengerjakan sendiri ketimbang kerja kelompok. Padahal seru juga kerja kelompok.
Bisa di bilang 70 % auditori, 30% visual,
 60 % interpersonal 40 % intrapersonal.

Dan dibawah ini adalah  desain pembelajaran yang sudah saya bawa ke dalam pikiran berpuluh-puluh jam. Lagi masak inget, lagi ngasuh keingetan juga, hehehe.

Rangkaian dari nhw 1-4
Yang tiap nhw nya tak luput dari saya menjadi susah tidur dan tidak nyenyak...
Bukan karena takut telat, tapi menyangkut mau dibawa arah dan tujuan diri ini.


Bidang selanjutnya yang ingin saya kuasai, wah menilik kembali NHW 4, disitu lumayan banyak apa yang saya suka dan bahagia di dalamnya, 3 macam yaitu fotografi, memasak, dan bisnis.
Akhirnya melihat apa yang masih bisa kerjakan sekarang walau dalam keadaan rempongs, saya masih tetap mengerjakan dan tanpa di sadari antusias saat melihat pernak pernik, keperluan untuk motret, daun kering, kayu yang lapuk, melihat anak bereksplorasi maunya motret aja, bukan untuk keperluan social media /pamer dan lain sebagainya.

Kebanyakan foto foto saya numpuk, saya nikmati sendiri simpan sendiri. Jika saya upload sesungguhnya saya belum siap sama kontroversi dan pandangan yang ada.
Selama bertahun tahun saya suka fotografi tapi saya tidak suka disebut photographer, sebut saja istilah nya do what you love, tapi saya belum love what you do. Membuat lupa akan apa yang telah dicapai dan meremehkan diri sendiri. Sehingga saya lupa akan diri saya.
Mengingat pencapaian saya ada beberapa kali single featured, dan menang lomba mumu.id saat ekonomi saya berada di bawah, dan uangnya saya pakai untuk jajan arfa dan membeli sembako kebutuhan sehari-hari waktu itu. Senang tentuya. Lalu suami saya memberi apresiasi ciyeeee harus rajin2 ikutan lomba tu kayaknya yoo ikutan lagi, saya hanya bilang, ah itu hanya kebetulan saja, Allah tau saat saya sedang butuh, lalu dikasih jalan memenangkan lomba kecil-kecilan.
Sebelum aktif berkecimpung di dunia pepotoan, temen-temen banyak yang nge dm pake kamera apa, padahal saya hanya menggunakan kamera hape biasa aja sesekali kamera jadul tahun 2012 (uhukss kyk sombong :D ) maafkan tidak ada maksud sedikit pun ke arah sana, sebagai bahan renungan saya, agar saya lebih bisa mencintai apa yang saya lakukan. padahal saya hanya belajar mengemas foto sedemikian rupa agar menjadi lebih berkualitas dan estetika dengan sentuhan editing sedikit. Terutama menjadi kenangan saat anak anak sudah dewasa nanti. Mengingatkan cerita dan kenangan indah yang terekam dalam sebuah tulisan cahaya (fotografi) . Sesungguhnya Dibalik foto yang enak dilihat ada pengorbanan dan proses yang panjang hehe.

Akhirnya dari 3 (memasak, fotografi, dan bisnis) saya putuskan memilih fotografi.
Dengan desain pembelajaran sebagai berikut.



Demikian desain pembelajaran ala saya, semoga mamak bisa konsisten terutama dalam membersamai keluarga, dan semoga tetap berada di jalan Allah, mengingat fotografi sekarang cukup banyak yang melenceng dari nilai seharusnya, dengan mengatasnamakan nilai seni. Apapun yang terjadi bersyukur itu harus, dan bahagia itu pilihan.

O iya besok bakal ada fogging di sekitar komplek, saatnya saya back to rutinity.. Merapikan barang agar terhindar dari semprotan obat. Perasaan saya tu suka ga tenang klo ada tugas yang belum selesai hihihii... 

Dengan mengetahui diri sendiri semoga bunda bisa mengupgrade ilmu dalam membersamai kalian arfa & alena... Konsisten dan Niat penuh dalam menjalankannya, jika mamak harus bermimpi, semoga kalian menjadi lebih besar dari seorang Thomas Alfa Edison, yang membawa dunia dari gelap menuju penuh Cahaya. Semoga kalian bisa sebesar muhammad Al-fatih yang bisa menaklukan konstantinopel menuju peradaban yang hakiki menyerukan kalimat Allah.. Hidup dalam kemuliaan. 

Bandung 
Di antara gemericik hujan di bulan maret 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar